Terus terang cerita yang ini kisah bejatku yang kedua. Aku agak lupa
tanggal tepatnya. Pokoknya seingatku kejadian ini sekitar dua bulan
terakhir sebelum aku pindah kamar kost. Kurang lebih dua tahun setelah
aku memperkosa kak Mila.
Bicara tentang kak Mila, setelah kejadian kuperkosa, beberapa bulan
kemudian dia pindah ke apartemen. Aku tau dari info pembantu kost, mbak
Muji.
Oke, langsung kita mulai ceritaku dengan bu Siska. Seperti biasa, semua cerita apa adanya hanya nama yang aku samarkan.
Aku mengenal bu Siska ini sejak awal masuk kost, beliau kost dengan
suaminya, pak Anto. Mereka buka usaha kantin di depan kost. Mereka belum
dikaruniai anak. Umur bu Siska tiga tahun lebih muda dari pak Anto yang
berumur 39. Aku tahu karena pernah mengobrol dengan pak Anto. Berarti
umur bu Siska sekitar 36 tahun, dan umurku saat itu 22 tahun. Bu Siska
ini mirip banget dengan artis indonesia Five V, baik posturnya maupun
wajahnya. Bu Siska ini orangnya ramah dan baik banget, sayang suaminya
agak gak beres, hobi nya judi dan mabuk. Pernah beberapa kali waktu
tengah malam aku lewat depan kamarnya terdengar pertengkaran, bahkan
suara tamparan (gak tau deh siapa yang nampar dan ditampar).
Suatu hari aku pulang dugem sekitar jam 1 pagi. Suasana di kost masih
hidup, karena waktu itu sedang ada piala dunia 2002. Hampir setiap kamar
kudengar suara tv dan beberapa orang didalam sedang tertawa, ngobrol
sambil menonton bola. Di koridor dan teras kost tidak ada orang, karena
beberapa grup mengumpul di beberapa kamar untuk nonton bareng.
Barangkali kalau ada maling juga gak ada yang tau. Nah, saat itu aku
masih agak mabuk dan horny banget. Ada satu cewe di kost ini, namanya
Diana, dia cantik dan seksi, dia seniorku di kampus, hanya beda jurusan.
Kadang aku suka mencuri pakaian kotor seperti bra atau celana dalam
yang ada di ember depan kamarnya, buat bahan onani. Kali ini aku ingin
mencuri lagi karena suasana koridor sepi. Tapi ketika aku baru mau
membungkuk di depan ember Diana, tiba-tiba bu Siska lewat, kebetulan
kamarnya ada di ujung sebelah kanan koridor barisan kamar Diana. Aku
kaget bukan main dan salah tingkah, takut kepergok bu Siska. Untungnya
bu Siska tidak memperhatikan, dia sedang sibuk sms sambil membawa
peralatan mandi. Sempat dia juga kaget keberadaan ku di koridor itu,
Bu Siska melempar senyum padaku, dan aku balas tegur sapa, "eh ibu, baru
mau mandi bu?" Aku basa basi. Bu Siska hanya mengangguk dan senyum
lagi. Setelah melewatiku, kuperhatikan dari belakang, pantat bu Siska
ini lumayan montok, dia hanya mengenakan daster putih bermotif kupu-kupu
warna krem, daster itu cukup tipis memperlihatkan bayangan celana
dalamnya. Otakku langsung ngeres, karena saat itu aku memang sedang
horny. Goyangan pinggul dan pantatnya membuat dadaku berdebar, dan
seketika aku berpikir ingin mencicipi bu Siska. Kemudian aku ikuti
langkahnya diam-diam saat menuju kamar mandi, dan ternyata bu Siska
berhenti di lorong utama menuju kamar mandi, dia terfokus sms, mungkin
dengan pak Anto. Dan aku langsung membelokkan langkah menuju koridor
arah kamarku. Aku berdebar dan bingung mau apa. Akhirnya aku putuskan
untuk ke kamar saja.
Setelah di kamar, aku masih terbayang bu Siska, entah kenapa aku sangat
bernafsu dengannya. Aku merokok sebatang sambil melamun. Beberapa menit
kemudian akhirnya aku pergi sambil membawa peralatan mandi dan berharap
bisa ketemu bu Siska di lorong tadi. Tapi bu Siska sudah tidak ditempat.
Mungkin sudah mandi pikirku. Ketika aku masuk kamar mandi ternyata
tidak ada air, terpaksa aku turun ke kamar mandi lantai satu. Di lantai
satu ada empat kamar mandi, tapi hanya dua yang dekat dengan tangga, dua
kamar mandi ini bobrok sebenarnya. Apa boleh buat, aku mau yang gampang
aja deket tangga. Ternyata ada satu kamar mandi yang kosong, karena
satunya ada orang. Di dalam kamar mandi aku masih saja horny, aku ingin
mengintip siapa yang mandi, barangkali cewe kan lumayan. Kamar mandi itu
terpisah dinding separuh, dindingnya hanya setinggi kurang lebih dua
setengah meter, sedangkan plafonnya tiga meter. Sehingga suara guyuran
orang mandi sangat jelas. Aku mencoba naik di pinggiran bak mandi supaya
bisa mengintip ke ruang sebelah. Dan apa yang kulihat, alamaaaakk...
itu bu Siska.
Jantungku berdetak keras sekali, penisku tidak bisa ngaceng, mungkin
karena terlalu tegang. Dari atas kulihat bu Siska sedang pipis, ah
bodynya mulus, pantatnya bahenol ketika berjongkok di closet. Aku sangat
berhati-hati takut ketahuan olehnya. Tanganku sedikit bergetar menahan
tubuhku yang menjinjit tembok ini. Ketika bu Siska berdiri aku was-was
takut kalau pandangannya ke atas dan melihatku, tapi nafsuku mengalahkan
perasaan takutku. Payudara bu Siska montok dengan putingnya yang coklat
kehitaman dan lingkar area putingnya pas dengan ukuran payudaranya,
pokoknya bentuknya pas dan indah, ibarat mobil dengan velg lebar.
Tampilannya luar biasa, cowo mana yang gak ngaceng pasti homo.
Aku mengintip tanpa mengedipkan mata melihat tubuh bu Siska yang aduhai.
Dan aku terkejut melihat bu Siska duduk di pinggiran bak mandi,
kepalanya menengadah ke atas sambil merem, aku hampir panik kukira dia
melihatku. Ternyata bu Siska masturbasi, tangannya masuk ke vaginanya.
"Oh damnn....." dalam hatiku. Hatiku makin kacau, penisku mulai mengeras
tanpa sadar.
Mungkin kusadari belakangan memang jarang melihat pak Anto pulang,
terutama saat piala dunia berlangsung, sehingga kebutuhan seks bu Siska
tidak terpenuhi. Pikiranku semakin kacau seiring libidoku yang memuncak.
Akhirnya kuberanikan untuk ke ruang sebelah, "tapi apa alasanku nanti?"
Gelisahku dalam hati. Setelah mikir ini itu, aku turun dari bak mandi,
ambil handuk keluar kamar mandi, lalu aku terdiam di depan pintu kamar
mandi bu Siska, antara ragu dan nafsu menggebu. Lalu aku nekat mengetuk
pintu kamar mandi bu Siska. Kutunggu beberapa detik, dia bertanya "siapa
ya?". Aku menjawab, "Tommy bu, aku mau ambil barang yang ketinggalan
sebentar", basa basiku. Mungkin dia bingung, "barang? Barang apa ya?"
Tanya bu Siska heran.
aku diam beberapa detik, dan ketika dia membuka sedikit pintu kamar
mandi, aku langsung menerobos ke dalam, bu Siska sangat kaget, belum
sempat dia bersuara sudah kubekap mulutnya. Tenagaku yang sudah dirasuki
setan semakin perkasa rasanya. Bu Siska meronta sambil melotot
melihatku. Aku berbisik, "aku liat bu Siska lagi masturbasi kan..".
Tanganku satunya memutar memeluk bu Siska dari belakang. "Ibu jangan
teriak, aku sudah rekam bu Siska mandi tadi dari atas" kataku berbohong.
Bu Siska kaget dan ketakutan. Kulepas pelan-pelan bekapanku, dan bu
Siska berbisik setengah teriak "kamu mau apa!?". Aku hanya diam dan
melihatnya penuh nafsu. Suara air kran kamar mandi itu cukup deras
menenggelamkan kegaduhanku di kamar mandi itu. Apalagi penghuni kost
yang lain sibuk dengan nonton bola, suara volume tv yang keras ditambah
suara kran air ini makin membuatku leluasa untuk bertindak kasar. Bu
Siska menutup payudaranya dengan kedua tangan sambil ketakutan
melihatku. Tanpa pikir panjang aku pegang badannya dengan kasar
kubalikkan ke arah bak mandi, tangannya menahan pinggiran bak mandi.
Posisinya membelakangiku, dengan cepat aku menunduk menjilat pantatnya,
lalu ke arah vaginanya. Bu Siska sangat panik dan risih, tangan satunya
meraih kepalaku seolah ingin menyuruhku berhenti berbuat gila. "Tommy,
apa-apaan ini, jangan begini!" Teriaknya, tapi aku tidak perduliii.
Kutusuk vaginanya dengan lidahku sehingga bu Siska menggelinjang "ohh..
aduh, stop!".
Aku benar-benar seperti kesurupan, tidak takut sama sekali dan tidak berpikir panjang, karena aku yakin setan mendukungku.
Bu Siska masih berontak, tapi aku sangat yakin kalau dia akan menerima
perlakuanku ini. "Tommy..! Nanti saya bilang suami .. ahhh..." ucapannya
belum selesai sudah kusodok lagi vaginanya dengan lidahku. Semakin lama
lidahku terasa asin, karena cairan vaginanya sudah keluar. "Bu Siska,
aku tau, ibu lagi kepengen kan?.. aku juga bu" kataku dengan penuh
nafsu. Kubalikan tubuh bu Siska menghadapku dan kupeluk, lalu kugendong
kududukkan dipinggiran bak mandi, tanpa berhenti sedikitpun aku
menjilati tubuhnya sebisaku. Dengan posisi ini aku mudah menjilati
payudaranya, dan tanpa sadar dia memegang kepalaku menahan posisi
menyusui. Mungkin dia tersadar beberapa detik kemudian bahwa kejadian
ini tidak boleh terjadi, sehingga dia menolak kepalaku dengan kedua
tangannya agar menjauh dari payudaranya. "Ayolah bu Siska, sekali ini
aja kita ML, dan jangan cerita siapa-siapa" bujukku. "Sinting kamu..!"
Bentaknya. Lalu kupeluk pinggangnya dengan tangan kiri, dan tangan
kananku memegang vaginanya, jari tengahku ku colok ke dalam bibir
vaginanya. Seketika bu Siska mengeluh agak panjang, "ahhh.. shh", sambil
tangannya mencengkram tanganku. Sementara jariku masih mencolok
vaginanya, aku menciumi lehernya, dada atasnya, pundaknya, terus
berpindah ciumanku seperti anjing kelaparan.
Kurang lebih sepuluh menit cumbuan paksa ini berlangsung, dengan jariku
yang terus menancap di vaginanya. Tidak cuma kusodokkan jariku, tapi
jariku menekuk dan memutar-mutar , atau istilahnya 'ngobel'. Bu Siska
menjadi terangsang, tetapi otaknya masih sadar untuk mengendalikan diri,
dengan terus berontak. Setelah itu kucabut jariku dari vaginanya, aku
memegang kepalanya dengan kedua tanganku, dan kucium paksa bibir seksi
bu Siska. Kedua tangannya memegang tanganku untuk melepaskan
cengkramanku yang kuat. Aku sudah terlanjur gemas dan nafsu sekali,
penisku sudah tegak dan keras, handukku terlepas karenanya, aku tak
peduli. Aku masih memegang kepalanya dengan posisi telapak tanganku
memegang pipinya, kuciumi lehernya, dagunya, bibirnya. Lalu turun aku
memegang pinggangnya, kucium dadanya, perutnya, bu Siska sekarang
memegang kepalaku, menahan kepalaku yang liar. Kubalikkan lagi tubuhnya
menghadap bak mandi, kedua tangannya memegang pinggiran bak mandi,
posisi bu Siska agak membungkuk, gak pake lama langsung kuarahkan
penisku ke liang vaginanya. Bu Siska sempat memohon, "jangan Tom..
tolong". Aku makin gila melihat tubuhnya dari belakang, pinggulnya
kecil, pinggangnya membulat, dan pantatnya besarrrr. Ahhh. Mantapp.
Ketika penisku menempel pantatnya, bu Siska menggeserkan pantatnya kanan
dan kiri, sehingga penisku pusing rasanya, ibarat mau nendang bola ke
gawang, tapi kipernya lincah. Jadi gemes.
Akhirnya kutempelkan saja kepantatnya, kutempel rapat. "Anjingg! Empuk
banget bokongnya, enakk" dalam hatiku membatin. Kugesekkan keatas
kebawah penisku di belahan pantatnya. Duh rasanya sulit diungkapkan
dengan kata-kata. Ini bokong paling kenyal dan besar yang pernah
kunikmati.
Perlawanan bu Siska mulai melemah, posisi kini sama-sama berdiri tegak,
aku memeluk dari belakang, tangan kiriku memeluk perutnya, tangan
kananku meremas kedua payudaranya secara bergantian, sementara penisku
masih menempel di pantatnya dan terus kugesek naik turun. Kepala bu
Siska tegap menyandar pundakku, aku menciumi kupingnya dari posisi
belakang ini, kujilati kupingnya. Tangannya mencengkram tanganku sambil
menahan desah, "hmmff.. hmmf". Kulihat dia mengigit bibir bawah, matanya
terus memejam. Dia masih sempatnya berusaha menyadarkanku supaya tidak
meneruskan perbuatan ini. Hmm... maaf tidak bisa... tidak bisaa. Lagi
enak gini kok disuruh berhenti.. bercanda dia apa.... batinku. Hahahaha.
Aku memeluk dia dari belakang dengan kedua tanganku di perutnya yang
agak berlemak, tapi bentuk pinggangnya ramping. Kuciumi lehernya dari
belakang, kujilati belakang daun telinganya, lalu aku berbisik, "bu
Siska, nunduk dong" sambil kutekan punggungnya mengisyaratkan 'doggy
style'. Bu Siska seperti orang teler, matanya sayu sambil menjawab pelan
"aa...?", dia seperti terhipnotis, nurut saja menunduk, kemudian
kakinya melebar memasang posisi bertahan. Segera penisku yang sudah gak
sabaran ini kutempelkan di selangkangannya, posisi dari belakang ini
paling kusuka. Kugesekkan lagi penisku di pertemuan antara bibir vagina
dan pantatnya. Bulu jembutnya tebal tapi halus, cairan penisku sudah
banyak keluar membasahi pantatnya sampai mengkilap. Aku kasian dengan
penisku yang sudah ngiler dari tadi. Mulai kubenamkan kepala penisku di
vaginanya. Seketika bu Siska berbisik "pelan.. Tom.. ". Membuatku
tersenyum geli.
Kepala penisku kumasukkan kemudian kukeluarkan, kumasukkan lagi, dan ku
keluarkan. Bu Siska agak kegelian, dan mendorong pantatnya ke arahku,
seolah tidak sabar menyuruhku untuk berhenti main-main dan segera
memasukkan batang penisku. Akhirnya kumasukkan penisku dengan mantap dan
perlahan, diiringi suara bu Siska tinggi mengeluh panjang, "ssh,
ahhhh...".
tanpa kesulitan membenamkan penisku di vagina bu Siska yang sudah licin
karena cairan vaginanya. Lalu kudiamkan beberapa detik batang penisku
tenggelam sepenuhnya di liang vagina bu Siska. Vaginanya sudah tidak
rapat, mungkin karena terbiasa dengan penis pak Anto yang lebih besar
dari punyaku. Tapi aku merasakan vagina bu Siska berkedut, memijit halus
batang penisku, lalu aku tarik keluar perlahan, "mmhhhhh...." suara
nada tinggi ngeluhan bu Siska. Kemudian berbalik kusodokkan dengan cepat
sampai tubuh bu Siska agak kaget diiringi suaranya yang tertahan,
"ohh..", lalu kutarik perlahan penisku, dan kusodok lagi dengan cepat,
terus berulang seperti itu, sampai akhirnya kupercepat iramanya sehingga
berbunyi tepukan antara pahaku dan pantatnya yang montok itu. Posisinya
kini sudah seperti diatas awan, aku melayang kenikmatan. Kupegang
pinggang bu Siska dari belakang ini sangat nikmat sekali sambil aku
terus mengayunkan penisku bertubi-tubi. Ahh.. enak sekali doggy style.
Lumayan lama aku bersenggama dengan posisi ini, mungkin sudah lima belas
menit atau mungkin lebih, sampai peluh membasahi kami berdua. Kupikir
ini gara-gara masih efek mabukku dari dugem sehingga ejakulasiku cukup
lama dari biasanya. Semakin lama semakin becek vagina bu Siska, aku tahu
dia pasti sudah orgasme beberapa kali. Kurasakan kedua kaki bu Siska
mulai gemetaran ketika penisku sangat basah di dalam liang vaginanya.
Ya.. pasti dia orgasme... batinku.
Cukup lelah dengan posisi doggy ini, akhirnya aku meminta tukar posisi
dengan bu Siska, aku duduk di pinggiran bak mandi, bu Siska tetap
membelakangiku, kali ini posisinya seperti sedang memangku bu Siska.
Kulihat bu Siska sudah terhanyut oleh zinah ini. Dia sangat menikmati.
Kadang dia latah,"ahh.. enak mas..". Mungkin terbayang ML dengan
suaminya, pak Anto. Kedua tangan bu Siska dari tadi agak sibuk mencari
posisi untuk menopang tubuhnya supaya bisa mengayunkan vaginanya naik
turun melayani penisku. Karena posisiku duduk dipinggir bak mandi dengan
kedua tanganku juga menahan dipinggiran bak mandi. Posisi ini memaksa
bu Siska berkerja keras untuk kenikmatan bersama.
Ketika kurasakan sudah dekat ejakulasiku, aku meracau tidak karuan, "bu
Siska.. terus...ahh.. enak memekmu". Bu Siska terus berusaha naik turun
terus melayani penisku, walaupun sesekali kakinya gemetar saat dia
orgasme. Kalau kuhitung mungkin sudah sekitar enam kali dia orgasme.
Selangkanganku sampai banjir oleh cairan bu Siska. Aku kemudian memeluk
bu Siska dari belakang dengan erat sambil berbisik, "ayo bu Siska...
terus ... ahh. Enak". Kubantu menggenjot dengan posisi duduk ini supaya
penisku menyodok lebih dalam dan terus. Sambil memeluk dari belakang
tanganku meremas kedua payudara bu Siska. "Terus bu Siska... ahh. Enak
banget..". Bu Siska dari tadi berusaha menahan suara kenikmatan karena
takut kedengaran orang lain sehingga terus berbisik dan mendesah.
Semakin membuatku gila perzinahan ini. Baru kusadari pantatku dari tadi
dingin, rupanya bak mandi sudah penuh dengan kran yang terus mengucur.
Lantai kamar mandi hampir menggenang. Aku menikmati amat sangat ML ini.
Akhirnya beberapa detik sebelum keluar aku berbisik, "mau keluar nih...
ahhh. Di dalem aja yah..". Bu Siska seperti orang yang sedang 'on'
mabuk, dia hanya bengong bersuara pelan "aa...?" , matanya merem melek.
"Boleh ya.. keluarin dalem.." bisikku. Bu Siska seperti hilang kesadaran
logikanya, dia hanya mengangguk sambil terus mengayun vaginanya naik
turun. Tidak lama kemudian air maniku menyembur deras di dalam liang
vagina bu Siska. Saat itu aku berhenti bergoyang, dan memeluk bu Siska
dengan erat. Bu Siska pun berhenti mengayun, dia menikmati semburan air
maniku di dalam liangnya. Kedua tangannya memegang payudaranya sendiri
dan meremas. Setelah beberapa semburan air maniku, bu Siska menggoyang
pinggulnya pelan, memutar seperti mengaduk adonan. Ohhh nikmat sekali
pelayanan bu Siska.... penisku benar-benar dimanja.
Setelah cooling down beberapa detik, bu Siska berdiri dan terlepaslah
penisku yang sudah loyo dari bibir vaginanya, terlihat lendir masih
menjuntai seperti keju pizza yang masih panas ketika diangkat. Lalu bu
Siska berbalik badan ke arahku, aku berdiri dan memeluk bu Siska, lalu
dia mencium keningku. Payudaranya yang kenyal terjepit oleh tubuh kami
berdua. Bu Siska mengusap kepala ku sambil mencium pipiku, dan berkata,
"lain kali jangan begini lagi ya.. Cukup sekali ini aja". Lalu dia
mengambil peralatan mandi, membungkus handuk dan keluar kamar mandi.
Sempat dia terkaget, "lho ,ini pintu gak dikunci dari tadi?!" Bisiknya
padaku. Aku hanya tersenyum nakal. Bu Siska melihatku tanpa ekspresi,
lalu dia pergi.
Sumpah, aku lemas sekali saat itu, kehabisan tenaga. Akhirnya aku mandi
sebentar dan kemudian tidur sangat pulas. Kuliahku bablas pagi itu.
✔ Obat Penggugur Kandungan
ReplyDelete✔ Penggugur Kandungan
✔ Obat Peluntur Janin
✔ Obat Penggugur
✔ Peluntur Janin
✔ Cytotec Asli
✔ Obat Aborsi
✔ Obat Bius
✔ Obat Bius Cair
✔ Obat Bius Hirup
✔ Obat Bius Semprot
✔ Obat Bius Bekap
✔ Obat Bius Spray
✔ Obat Tidur Cair
✔ Obat Tidur