Si Codet bangkit dari antara kedua paha Yulia tanpa bersuara. Posisinya
digantikan oleh Jangkung yang merangkak melewati tubuh Yulia sebelum ia
sempat melihatnya.
"Oh, jangan!" katanya. Matanya mendelik. Yulia memberontak dengan liar.
Senyum lebar si Jangkung mencemooh Yulia. Ia menurunkan pinggangnya dan mengarahkan batang penisnya ke kemaluan Yulia.
"Jangan! Aku mohon! Aaah!" tangis Yulia yang masih terengah-engah.
Si Codet menarik tubuh David yang masih terikat di kursi lebih dekat ke
ranjang. "Lihat bini elu ngentot, yah!" ejeknya. Ya, David melihat
dengan jelas. Si Jangkung mengoles-oleskan kepala penisnya ke kelopak
vagina Yulia yang sudah sangat basah. Si Jangkung menggunakan cairan
cinta istri muda itu untuk melumasi batang kejantanannya. David dapat
melihat pinggang istrinya bergerak ke kanan ke kiri berusaha untuk
menghindar. David sadar bahwa istrinya tidak berdaya mencegah si
Jangkung untuk mengoyak selaput daranya sebentar lagi.
Si Jangkung tahu tubuh Yulia sudah siap. Orgasme yang baru saja ia
nikmati dan liur dari si Codet membuat liang kewanitaannya basah dan
cukup licin untuk menyambut penisnya yang besar itu. Ya, waktunya sudah
tiba.
"Ah!" David mendengar Yulia mencicit. Yulia merasakan bibir vaginanya
terdorong ke samping saat kepala penis si Jangkung menekan masuk.
"Ahhhmmmmm...," si Jangkung mengerang nikmat merasakan hangat dan
lembutnya daging yang menyelimuti kepala penisnya. Setelah memompa
perlahan penisnya dan menurunkan pinggangnya, si Jangkung akhirnya
menemukan celah untuk masuk menyeruak lebih dalam.
"Aghh!" Yulia memekik lagi.
Tangisannya semakin keras saat ia merasakan kemaluannya meregang menjepit batang yang berdenyut-denyut itu.
Sebelumnya ia selalu bermimpi bahwa David-lah yang akan merenggut
keperawanannya setelah melewati malam yang romantis berdua. David akan
dengan lembut dan penuh cinta menjamah tubuhnya dan mencium bibirnya.
Yulia menarik nafas tajam (hhhh!) saat penis si Jangkung masuk sedikit
demi sedikit ke dalam tubuhnya. Terasa olehnya penis itu mendesak
dinding dalam kemaluannya yang seakan mengisi penuh seluruh rongga
tubuhnya. Yulia khawatir dirinya akan merasakan sakit yang luar biasa,
namun ternyata tidak sama sekali.
Si Jangkung tidak terburu-buru melakukan semua ini. Ia tahu Yulia masih
perawan. Selain itu ia juga harus berhenti sesekali agar tidak mengalami
ejakulasi dini. Ia menekan penisnya masuk ke vagina Yulia dengan
perlahan namun pasti. Ia dapat merasakan daging yang lembut dan rapat
itu tanpa daya menganga lebih lebar sedikit demi sedikit membuka jalan
bagi penisnya.
Di tengah-tengah perjalanan masuknya, si Jangkung merasakan selaput dara
Yulia menahan penisnya masuk lebih dalam. Dengan lembut si Jangkung
menekan masuk penisnya.
Yulia masih terus menahan nafasnya. Lalu akhirnya, "Ooooghhhhh!" jeritan Yulia menandakan koyaknya selaput daranya itu.
Dengan perlahan si Jangkung melanjutkan penetrasi penisnya sampai ia
merasakan kepala penisnya membentur serviks (leher rahim) perempuan di
hadapannya. Ini berarti penis si Jangkung sudah terhujam memenuhi
sepanjang liang vagina Yulia!
Si Jangkung merebahkan perlahan-lahan badannya ke atas Yulia yang masih
terisak. Meski ia menggunakan sikunya untuk menopang tubuhnya, berat
badannya menindih Yulia menyerusuk ke ranjang. Yulia memang berawakan
pendek, sehingga kepalanya hanya sampai di depan dada si Jangkung.
Si Jangkung menggenjot pinggangnya secara lambat, ia merasakan penisnya
melejit di dalam liang yang rapat namun licin itu. "Oohhh... (hh) ahh...
(hhh) oohhh... (hh) mmhhhh... (hh)...," erangan rendah si Jangkung
berpadu padan dengan erangan tinggi Yulia.
David tidak dapat mempercayai penglihatan dan pendengarannya. Ia melihat
batang tebal berwarna gelap milik si Jangkung keluar masuk tubuh
istrinya. Penis itu mengkilap karena basah oleh cairan yang diproduksi
oleh vagina Yulia. David sudah tidak tahan mendengar suara erang Yulia
yang tinggi dan sayup di antara isakan tangisnya.
Lalu si Codet berdiri di samping David. Walau baru saja menumpahkan
spermanya ke mulut Yulia, penis si Codet masih keras dan tegang berdiri.
Sambil menontoni Yulia disetubuhi, ia mengocok-ngocok penisnya.
"Die bakal gue entot setelah dia selesai!" katanya dengan riang. "YA! Gue bakal ngentot bini elu yang cantik!"
David ingin sekali membunuh mereka berdua.
Si Jangkung kini menggenjot Yulia dengan lebih cepat. Desahan si
Jangkung dan Yulia saling bersahut-sahutan. "Aahhhh... (hh)... mmmhhh...
(hhh)..." Nafas kedua insan di atas ranjang itu sudah semakin berat. Si
Jangkung merasa adanya tekanan yang menggelitik di pangkal penisnya. Ia
tahu itu tandanya ia akan segera ejakulasi. Ya, ejakulasi di dalam
tubuh perawan dan bahkan mungkin menghamili istri muda ini dengan benih
spermanya. Keperawanan Yulia sudah ia renggut. Keperawanan Yulia sudah
menjadi miliknya, selamanya!
Penis si Jangkung semakin peka atas balutan dinding vagina Yulia yang
terasa begitu panas, licin dan lembut. Cairan spermanya sudah
menggelegak, berkumpul dan bersiap untuk tersembur keluar.
Yulia yang merasakan penis si Jangkung semakin panas dan juga semakin
dalam menghujam rahimnya, dapat menebak gejala-gejala ejakulasi pria
yang berada di dalam tubuhnya. Mengetahui apa yang akan terjadi sebentar
lagi, Yulia berteriak, "Stophh! (hhh)... Jangaaaanh!"
Air matanya mengalir deras saat ia merasakan lahar sperma yang
dimuntahkan dari mulut penis si Jangkung menerjang deras dinding
vaginanya. Sperma si Jangkung menyembur-nyembur tak ada hentinya.
Akhirnya penis itu berhenti mengeluarkan sperma. Sambil mengerang si
Jangkung menarik penisnya yang mulai melembek keluar dari tubuh Yulia
yang menggeliat. Baru saja ia merebahkan tubuhnya di samping Yulia, si
Codet sudah mengambil posisi di selangkangan Yulia menggantikan si
Jangkung.
Si Codet merebahkan tubuhnya untuk mencium Yulia. Yulia sudah tidak lagi
memberi perlawanan. Bahkan istri muda itu hampir-hampir tidak bergeming
saat si Codet menyusupkan penisnya ke dalam tubuhnya. Penis si Codet
tidak sebesar milik si Jangkung dan terlebih lagi vagina Yulia sudah
sedikit melar oleh si Jangkung dan sudah terlubrikasi sempurna. Tak lama
kemudian, pinggul si Codet sudah menggenjot tubuh Yulia.
"Heh, apa kata gue!? Gue bakalan ngentot bini elu!" katanya
menyombongkan diri kepada David. Sambil menyetubuhi Yulia, si Codet
memandangi David. Melihat kegeraman di wajah David hampir senikmat
menggenjot penisnya keluar masuk vagina istri David. Si Codet klimaks
jauh lebih cepat daripada si Jangkung.
Setelah itu, dengan penis yang melembek, kedua pria itu duduk di kanan dan kiri Yulia yang masih terborgol ke ranjang.
David berusaha untuk menyembunyikan ereksinya. Ia tidak mempercayai
dirinya sendiri menjadi terangsang secara seksual melihat kedua pria itu
memperkosa istrinya yang masih perawan. Namun bukti nyata lewat
tonjolan besar di selangkangan celananya tidak dapat dipungkiri. Ia
memang sudah mempersiapkan dirinya untuk malam pengantinnya, namun apa
yang mereka alami sekarang benar-benar di luar apa yang sudah ia
rencanakan.
"Brur, liat tuh!" kata si Codet sambil menunjuk David. Si Jangkung yang
sedang mengagumi bukit payudara Yulia yang padat berdiri di dadanya,
menoleh ke arah David. Tonjolan di celana David dapat dengan mudah
terlihat. Kedua pria itu saling bertatapan dan senyum lebar menghiasi
wajah mereka.
Kedua pria itu bangkit berdiri meninggalkan Yulia yang terborgol
telanjang di atas ranjang. David meronta-ronta melihat kedua pria itu
menghampirinya. Ia tidak dapat kabur kemana-mana.
Si Jangkung memegangi tangan David sementara si Codet melepaskan ikatan
tali David. David masih terborgol dan tekanan borgol itu menyakiti
pergelangan tangannya saat si Jangkung menarik borgol itu ke atas. David
mengerang kesakitan begitu tubuhnya tegak berdiri oleh tarikan si
Jangkung. Rasa sakit dari bekas tonjokan-tonjokan si Codet di perutnya
muncul lagi. Si Codet duduk di bangku David lalu meraih resleting David.
David menggeliat dan mencoba untuk menghindar. Si Jangkung memiting
kepala David lalu menarik borgolnya lebih tinggi lagi sehingga tubuhnya
tertahan.
"Jangan bergerak!" perintah si Jangkung. David tidak dapat berbuat
apa-apa lagi. Ia merasakan celananya jatuh ke lantai yang diikuti oleh
celana dalamnya. Ia merasakan angin semilir berhembus di penisnya yang
sudah mengeras itu.
"Haaaalllooo!" ejek si Codet. "Keliatannya si akew udah siap untuk ngebor malem ini!"
David terkejut saat ia merasakan tangan si Codet menggenggam penisnya.
Erangannya yang terbungkam oleh lakban terdengar sayup. David
memutar-mutar pinggangnya untuk lepas dari tangan si Codet. Dan usahanya
berhasil, penisnya lepas dari genggaman si Codet.
Lalu David mengerang lagi. Si Jangkung menarik borgol David lebih tinggi
lagi sambil merapatkan pitingannya. David hampir tidak dapat bernafas.
"Jangan bergerak!" kata si Jangkung di telinga David. Tubuh David
menggigil saat ia merasakan tangan itu lagi. Si Codet mengocok perlahan
penis David! David belum pernah dijamah penisnya oleh laki-laki. Hanya
Yulia-lah yang sesekali merangsang penisnya sampai ejakulasi saat mereka
berciuman dan bercumbu.
Dengan nafas yang terengah-engah David meronta-ronta dalam pitingan si
Jangkung. Jari-jari si Codet kencang melingkari penis itu dan bergerak
naik turun dengan perlahan sepanjang batang kemaluan David. Dengan penuh
malu, David melenguh panjang saat birahinya semakin menggelegak. Nafsu
badaniah yang tidak dapat ia kontrol.
"Kayanya kita perlu kasih dia ngentotin bininya nih!" kata si Codet minta persetujuan si Jangkung.
"Hmmm...," si Jangkung bergumam tanda setuju. Ia menarik David ke
ranjang. Yulia melihat apa yang mereka kerjakan dan menggeliat tanpa
hasil saat kedua pria itu memaksa suaminya ke antara pahanya.
Si Codet mengikat kedua pergelangan kaki David menjadi satu. Lalu ia
menggenggam penis David. Saat si Jangkung menekan dengan perlahan tubuh
pemuda yang terborgol itu turun, si Codet mengarahkan penis David yang
berereksi ke dalam vagina Yulia.
Pasangan pengantin muda itu menggeliat-geliat tanpa daya dipaksa
melakukan hubungan intim suami istri oleh dua pria asing di malam
pengantin mereka. David mendapati kelopak kewanitaan Yulia yang terasa
hangat dan licin membalut kepala penisnya. David jadi teringat bahwa ia
adalah laki-laki ketiga yang menyetubuhi istrinya. Ia merasakan tubuh
Yulia menggeliat ditiban tubuhnya. Ia mendengar istrinya menangis, namun
dengan mulutnya yang masih terlakban, ia tidak dapat menghiburnya.
Tangan si Jangkung menekan pinggul David ke bawah dan si Codet
mengayunkan penis David lebih dalam masuk lipatan bibir vagina Yulia.
David meronta untuk melepaskan diri. Ia tidak mau memasuki tubuh
istrinya dengan kondisi seperti ini. Namun usahanya sia-sia. Ia dapat
merasakan penisnya meluncur masuk ke dalam rongga vagina Yulia. Pinggul
Yulia berayun pada saat pangkal penis suaminya mendorong tulang
panggulnya.
"Ayo! Ngentot!" si Jangkung memberi semangat. Telapak tangannya yang
menutupi bulatan pantat itu menggenjot pinggul David. David merasakan
penisnya keluar masuk memompa lubang vagina Yulia. Ia berusaha untuk
mengabaikan gelitik rangsangan seksual yang ia rasakan. Namun ia tidak
berhasil.
"Sini gue coba!" kata si Codet. Si Jangkung pindah ke kepala ranjang dan
memegangi David agar tetap berada di atas Yulia. Si Codet mengoleskan
pelumas di jari-jarinya lalu berlutut di samping David. Tangan kirinya
diletakkan di atas pantat David dan jari-jarinya meregangkan belahan
pantat pemuda itu.
Berusaha untuk kabur, tubuh David menggeliat-geliat yang efeknya justru
membuat Yulia mendesah-desah. Jari tengah si Codet yang licin dan
terlubrikasi menekan masuk ke dalam anus David.
Pinggul David menggelinjang-gelinjang sehingga penisnya semakin cepat
mengocok keluar masuk vagina Yulia. David merasakan jari itu semakin
lama semakin dalam bergerilya di dalam duburnya. David menjatuhkan
kepalanya ke atas ranjang tepat di samping istrinya.
"Mmmmgghh... (hh)... nnnhhhh... (hhh)... mmmhhhh...," David menangis dan
mendesah silih berganti selama jari si Codet mengentot anusnya
sementara dirinya mengentot istrinya.
"Pantat bocah ini asyik juga!" seru si Codet. Ia sudah menyodomi banyak
orang sewaktu masih di penjara. Namun pantat David benar-benar istimewa!
Halus dan ketat, memang jenis yang ia sukai. Kemudian ia menambahkan
jari telunjuknya masuk ke anus David.
"Unnnnnnhhhhhh...," David menggeliat dan melenguh merasakan duburnya meregang.
Si Codet mencondongkan badannya ke depan dan bertanya, "Elu tau apa yang kita-kita lakukan terhadap akew-akew di penjara?"
Tubuh David menggigil saat jari-jari si Codet melejit keluar dari
anusnya. Lalu ia meronta sejadi-jadinya saat ia merasakan penis si Codet
di belahan pantatnya. Si Jangkung menarik borgol di tangan David ke
atas sampai akhirnya David berhenti meronta.
Lakban di mulutnya meredam teriakan David saat penis si Codet yang
panjang dan agak ramping menyelinap masuk ke anusnya. Tubuh Yulia
semakin tertekan ke bawah oleh berat tubuh dua pria di atasnya. Ia tidak
tahu apa yang sedang terjadi. Ia hanya tahu bahwa sekarang David
mengentot vaginanya dengan lebih kasar, jauh lebih kasar dibanding kedua
pria sebelumnya.
Penis si Codet bergerak semakin terjerumus masuk ke dalam tubuh David.
Anus David lembut dan ketat seperti remaja muda. Melewati bahu David, si
Codet dapat melihat istrinya.
Si Jangkung menggeser kepala David ke samping sehingga ia dapat mencium
Yulia. Bibir Yulia yang lembut bergetar atas pagutan si Jangkung.
Si Codet dapat merasakan spermanya sudah semakin tak terbendung lagi.
Walau dengan ini dia harus kembali bersemayam di penjara, ia sangat
rela.
David rupanya juga sudah lepas kontrol atas tubuhnya. Ia mendapati
penisnya berdenyut tidak karuan saat luapan-luapan sperma muntah dari
tubuhnya secara paksa. Ia merasakan Yulia menggeliat-geliat di bawah
tindihan tubuhnya. Lenguhan Yulia teredam oleh lidah si Jangkung yang
meliuk-liuk di dalam mulutnya.
David mendesah panjang saat si Codet menghujamkan penisnya dalam-dalam
untuk yang terakhir kalinya. Ia merasakan kehangatan menjalar di
bokongnya dan kehangatan itu seakan mendesak luber ke seluruh tubuhnya.
Ia tahu apa yang baru saja terjadi. Ia secara resmi sudah diperkosa oleh
seorang pria! Pria yang sama yang telah memperkosa istrinya. Tubuhnya
gemetar penuh malu sementara ia merasakan penis si Codet
berdenyut-denyut menyemburkan seluruh spermanya ke dalam anusnya dan
mencemarkan tubuhnya.
Si Jangkung puas melihat temannya mengosongkan benihnya ke dalam tubuh
David. Ia terlebih puas lagi melihat David dipaksa ejakulasi di dalam
vagina istrinya sendiri. Ia masih terus menciumi bibir Yulia saat si
Codet menarik penisnya dari dalam anus David. Kemudian si Codet
menggelindingkan David yang masih terengah-engah ke sebelah tubuh
istrinya. Penis David yang sudah loyo dan melembek itu tergolek pasrah
dengan lelehan sperma yang tercecer di dekat kemaluannya.
Si Codet dan si Jangkung memandangi tubuh telanjang Yulia. Tanpa berkata
apa-apa, si Jangkung meraih lakban dan membungkam mulut Yulia dengan
lakban itu. Si Codet membuka borgol di kaki Yulia lalu membalikkan tubuh
perempuan cantik itu sehingga wajahnya menghadap ke ranjang. Setelah
itu si Codet menyeret David duduk di atas kursi dan kembali mengikatnya
erat-erat dengan tali.
Si Jangkung berlutut di atas ranjang di antara paha Yulia dengan penis
besarnya yang sudah pulih. Penis itu berdiri menantang, tegang dan
keras. Dengan penuh cemas, David melihat kedua tangan si Jangkung
mengelus-elus pantat Yulia!
Si Codet merobek lakban dari mulut David. Penis si Codet sudah berada di
hadapan David. Penis itu terlihat masih basah sejak keluar dari
anusnya.
"Ayo isep!" raung si Codet. David memalingkan wajahnya ke samping.
"Hisap! Atau elu mau pantat bini elu digarap die?!" ancam si Codet.
David melihat Yulia menggeliat-geliat saat jari-jari si Jangkung
meregangkan belahan pantatnya. Jarinya yang besar mengacung dan
mengkilap oleh pelumas. Lakban meredam teriakan Yulia begitu si Jangkung
dengan perlahan menekan jarinya masuk ke dalam anusnya.
"Stop!" teriak David dengan suara yang parau.
"Ayo isep!"
Si Codet menekan penisnya ke bibir David. Lalu terdengar lagi erangan
Yulia. David menoleh dan melihat pantat istrinya menggeliat saat jari si
Jangkung keluar masuk anusnya dengan perlahan.
"Cepat isep kalo elu nggak mau liat dia disodomi!"
"Jangan!" kata David mengiba, "Dia bisa mati kesakitan."
"Kalo begitu: ISEP!"
David ragu untuk beberapa saat. Harga dirinya yang sudah semakin hilang
membuat tubuhnya bergetar. David mendengar Yulia mulai menangis lagi. Ia
melihat si Jangkung melumuri penisnya dengan pelumas. Ia tidak dapat
membiarkan hal ini terjadi.
Si Codet melihat David akhirnya menyerah. David menoleh ke depan lalu
membuka mulutnya. Si Codet mengarahkan batang penisnya masuk ke dalam
mulut pemuda itu.
"Buka yang lebar! Nah begitu. Ayo, sekarang jilat!"
David mengerang begitu merasakan penis si Codet bergerak keluar masuk
mulutnya. Ia sedang melayani pemerkosa istrinya. Biadab ini sudah
memperkosa mereka berdua!
Tenggelam dalam kenikmatan, si Codet melenguh panjang. Walau sudah
berumur 24, David sebenarnya adalah laki-laki alim dan lugu dibandingkan
dengan laki-laki yang pernah si Codet nikmati waktu di penjara. Sudah
pasti belum ada penis yang pernah masuk ke dalam mulut David, jadi ia
harus mengajari bagaimana melakukannya dengan benar. Membuat David patuh
membuatnya sangat terangsang hampir setara dengan sensasi di penisnya.
Dengan kedua tangannya, si Codet menahan kepala David. Ia memandang ke
bawah, menatap wajahnya yang halus dan masih muda itu, melihat bibir
David melumat sepanjang batang kemaluannya. Si Codet bersiap-siap untuk
memasuki klimaks dengan menguatkan cengkraman tangannya untuk menahan
kepala David.
Melihat gejala-gejala yang sudah ia kenal ini, David mencoba untuk
memutar kepalanya, namun sia-sia saja. Si Codet menancapkan penisnya
masuk sepenuhnya sampai ke pangkal tenggorokan David yang membuatnya
tidak mampu mengatupkan rahangnya untuk menggigit. Rontaan-rontaan David
untuk kabur seakan mengipasi api birahi si Codet jadi bertambah besar.
Akhirnya sperma si Codet yang terasa seperti lahar panas itu tersembur
ke dinding tenggorokan David sampai memenuhi mulutnya. Si Codet terus
memegangi kepala David sambil dengan gerakan lambat menggenjot
pinggulnya sampai ejakulasinya selesai.
Setelah selesai, ia menarik penisnya dari mulut David. David menopang
tubuhnya dengan kedua tangannya bersujud di atas lantai sambil
megap-megap seperti mau muntah.
Sementara itu Yulia menjerit-jerit dalam lapisan lakban di mulutnya. Si
Jangkung kini sudah menggunakan tiga jarinya keluar masuk anus istri
muda itu. Tanpa Yulia sadari, pinggulnya menggeliat-geliat dan bokongnya
berayun seirama dengan jari-jari si Jangkung. Dengan jari-jari yang
masih bekerja di anus itu, si Jangkung memposisikan dirinya mendekat
bokong Yulia. Dengan cepat ia menggantikan jari-jarinya dengan penisnya
yang sudah keras itu.
"Gila, rapet bener nih!" kata si Jangkung bangga.
"Stop! Jangaaan!" seru David yang melihat tepat pada saat penis si Jangkung menyeruak masuk anus Yulia yang meronta-ronta.
"Kalian tadi sudah berjanji!" protesnya.
Si Codet menggeplak kepala David.
"Tutup mulut! Gue bohong, tau?! Ayo sini! Liat bini elu disodomi sama laki-laki tulen!"
David menggeleng-gelengkan kepalanya saat si Codet memasang lakban lagi
di mulutnya. Setelah itu ia menyeret kursi David mendekat ke ranjang.
Dari sana David dapat melihat bulatan pantat Yulia yang putih halus,
kontras terhadap penis si Jangkung yang hitam mengkilap keluar masuk
dubur istrinya. Kedua tangan si Jangkung meraih ke depan, meremas-remas
buah dada istri muda itu.
Yulia kini sudah tidak berteriak-teriak lagi. Yang terdengar dari
mulutnya hanya suara desah dan nafas yang berat. "Mmmmhhhhh... (hh)...
mmpphhh... (hh)... ghhh.. (hhh)..."
Yulia masih berusaha untuk melepaskan dirinya dari situasi ini.
Pinggangnya meliuk-liuk dan pantatnya berayun kesana kemari. Namun
gerakan-gerakan Yulia ini hanya melipatgandakan sensasi kenikmatan yang
si Jangkung rasakan. Sensasi dari lubang anus Yulia yang halus, rapat
dan hangat itu dan sensasi dari tubuh Yulia yang menggeliat-geliat akan
terpatri seumur hidup dalam ingatan si Jangkung.
Si Jangkung butuh waktu yang lama sekali untuk klimaks. Dan akhirnya ia
menoleh ke David. Wajah David yang penuh malu dan takut itulah yang
memicu pistol seksnya.
Yulia merasakannya! Walau jauh di dalam rongga tubuhnya, ia
merasakannya! Ia berteriak namun teredam oleh lakban di mulutnya. Luapan
sperma panas dari pemerkosanya membanjiri liang duburnya. Dengan liar
ia menarik-narik pergelangan tangan dan kakinya yang terborgol, namun ia
tetap tidak dapat kabur dari kenyataan. Lalu ia merasakan tangan si
Jangkung menarik tubuhnya dan membelai rambutnya sementara lelehan
spermanya luber terpompa habis.
Si Jangkung terbaring lemas menindih Yulia sampai penisnya melembek di
dalam anus itu. Akhirnya si Jangkung menariknya keluar. Ia menyempatkan
diri untuk meremas bulatan pantat Yulia untuk terakhir kali. Setelah itu
ia menyibak rambut Yulia dan mencium lehernya.
"Elu bener-bener dahsyat," bisik si Jangkung.
"Gue udah nggak sanggup nih. Elu gimana?"
"Udah cukup. Gue butuh istirahat nih."
"Ayo sini, kew!" si Codet melepaskan ikatan tali David. Ia menyeret
tubuh David yang sudah lemas ke ranjang dan menidurkan tubuhnya di
samping istrinya yang terisak.
Sebelum mereka beranjak dari bungalow itu, si Codet berkata, "Kunci
borgol gue taroh di meja makan. OK? Silakan buka sendiri
borgol-borgolnya!"
Si Jangkung menoleh ke belakang mendapati kedua pengantin itu tergolek lemas di atas ranjang.
"Selamat berbulan madu!" ejeknya sambil mematikan lampu.
David mendengar daun pintu bungalow ditutup yang diikuti oleh langkah-langkah kaki yang semakin menjauh. Setelah itu, hening.
(TAMAT)
0 comments:
Post a Comment